Malam Palestina
malammu, Palestina
malam batu batu
malam keringat
dalam angin menderu
malam yang terbit dari pusarmu
malam seribu peluru
mendesing dan mendesing
menembus padang udara
padang kabut hati kita
yang sobek dan terluka
o, dingin yang jatuh
udara bergema
aroma kiamat
dalam kamar tidur kita
anak-anak gamang membaca peta
angin tiada
lalu cinta
meledakkan dirinya
malammu, Palestina
malam batu batu
malam tanah
malam api
malam darah
malam gemuruh
seperti badai hantu padang pasir
memanggilKu
Madura, November 2012
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Selasa, 20 November 2012
Malam Palestina
Senin, 19 November 2012
Hikayat Jam Dinding
Hikayat Jam Dinding
jam dinding itu tak lagi mampu
menggerakkan waktu
meski ia berdetak terus
tapi jarum tubuhnya
telah mampus
segalanya kini tinggal angka mati
aku yang rebah di bawahnya
tinggal sunyi
sesunyi kabel listrik
sesunyi pupur langit
dalam karang dusta
dalam mimpi pagi pesawat menderu tiba-tiba
ada ular blurik di kolong meja
mematuk betis dosen
dan ia terus gatal
menggaruk-garuk lukanya
yang bermula dari sepi
akan kembali pada sepi
dan waktu seperti tuhan
kadang dibutuhkan
saat mengobati rasa sakit
dan kesepian
sementara jam dinding itu mati
aku terjaga
kudengar suara burung kedasih
di genteng rumah tetangga
merdu sekali
Madura, November 2012
Jumat, 02 November 2012
November Rain
Hujan Bulan November
tak ada yang lebih mabuk
dari hujan bulan november
di muntahkannya isi perut langit
pada tanah merah yang sakit itu
tak ada yang lebih garang
dari hujan bulan november
berjuta-juta tajam kuku hujan
mencakar punggung pepohonan
akhirnya tak ada yang lebih lelap
dari hujan bulan november
dibiarkan tubuhnya yang lebam
rebah di dada lautan