AKU TAK DAPAT LAGI MENGINGAT MIMPI MALAM TADI
aku tak dapat lagi mengingat mimpi malam tadi
mimpi di mana sebuah puisi menuliskan dirinya sendiri
hanya laki-laki berkaos hijau itu
dengan motor bebek Yamaha 80 yang masih menyala
berdiri berkacak pinggak
dan terus melarang orang bermain volley di jalan
tak kuingat apa-apa lagi setelah itu
hanya bapak, hanya bapak hidup lagi
lalu menyuntikkan insulin di perutnya
untuk memberi kehidupan, kau harus menyerahkan kehidupan
O, betapa panjang kepedihan
yang terluka oleh masa lalu yang terus membuka pintu
dalam mimpi-mimpiku
suara perut keroncongan. asam lambung naik. suara sendawa kesunyian. mual. perut terbakar. dada terbakar
suara batuk pemulung di luar
mengorek-ngorek nasibnya dari sampah yang dibuang
apa kabar kematian?
aku makin tua, kita makin akrab saja bukan?
aku ingin menulis puisi yang menulis dirinya sendiri dalam mimpiku
tapi aku tak sanggup mengingatnya lagi
hanya jawaban atas soal matematika di fesbuk yang membuatku tertawa;
“Bob punya 36 permen. Dia telah memakannya sebanyak 29.
apa yang Bob miliki sekarang?
diabet. Bob terkena diabet”
dan senin pagi tanggal tua ini seperti suara kematian.
membuka mata dengan nafas berat.
menyibak jendela dengan dompet nyaris kiamat.
sunyi di luar sunyi di dalam.
dan dingin
menjatuhkan sajak mungil
di tubuhku
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Kamis, 27 Februari 2014
AKU TAK DAPAT LAGI MENGINGAT MIMPI MALAM TADI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar