AIRMATA BULAN SEPTEMBER
tak ada yang lebih baka
dari airmata september yang menua
kenangankenangan berdarah
menjadi ziarah
tak yang lebih lebam
dari airmata september yang menghitam
jutaan mayat dilarungkan airmata
ke halaman rumah kita
tak ada yang lebih banal
dari airmata september yang mengental
orangorang ketakutan dan bungkam
ditodong moncong senapan
tak ada yang lebih nestapa
dari airmata september yang sirna
peristiwa 45 tahun silam
semakin kelam dan memar
[2010]
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Kamis, 23 September 2010
AIRMATA BULAN SEPTEMBER
Selasa, 07 September 2010
Ketika Kita Bercinta Di Genangan Lumpur Lapindo-[LAPINDO3]
Ketika Kita Bercinta digenangan Lumpur Lapindo
buat: Ilenk
kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
rumahrumah sudah musnah tenggelam.
penampungan jadi kredo kematian
saat itu
purnama pelanpelan menghapus sisa airmata
dan gelembunggelembung metana
menjelma labirin baka
dan kita terhisap didalamnya, meski
berkalikali berusaha tegak berdiri
harihari seperti melafalkan mati
kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
sebab tak mungkin bercinta depan halaman istana
Negara yang bediri dengan pistol dan kitab suci
Sudah biasa mencoret nyawa orang miskin
tinggal membaca sebaris doa
dan peluru sudah bersarang dikepala
sementara orangorang setuju saja
karena lapar tak ada
dalam daftar belanja mereka
kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
kularungkan sperma coklat pekatku
kedalam rahimmu yang berbau gas itu
ketika kehidupan baru terbit disitu
bual si omong besar
tak lagi mempermainkan kematianmu
[310710]
DUKA LAPINDO-[LAPINDO2]
Duka Lapindo
Lumpur itu menyemburkan duka. ketika
rumah, toko, pabrik, dan sekolah tergenang
karnaval para pengungsi
kampungkampung mati
air mata sudah tak mampu lagi melarungkan kesedihan.
Sebab kita membatu dicekoki janjijanji
dan perhitungan untung rugi
nasib mengerang mengkafani masa depan
lumpur itu menyemburkan duka. Menjelma keranda
mengangkuti mayatmayat dan kehidupan kita
sementara belatungbelatung menggerogotinya
hingga tinggal rangka
[Sampang-Madura, 29 mei 2010]
Kuburan Para Pengungsi-[LAPINDO1]
Kuburan para pengungsi
kami tak berani menginjak kampung halaman lagi
lumpur yang menyungai
menghisap tangis orangorang
antrean panjang menuntut ganti rugi
telah menjadi kuburan para pengungsi
yang tenggelam dalam linang air matanya sendiri
dan kita saksikan: harapan berserakan di jalanjalan
menjadi luka dan batu nisan
Sampang-madura, mei 2010