Nafas Sajakmu
pada kawan-kawan Teater Fataria
bukan bulan penuh itu yang menyinari kata-kata
tapi matahari yang membagi dari punggung segala suara
jadi tak perlu keluh kesah itu
segelas kopi tinggal ampas
bisa jadi sajak keras
dalam malam
yang jadi api
jadi gitar
jadi angin bergetar
di atas karpet merah
orang-orang kalah
aku berkarya maka aku ada
kata tulisan dinding itu
tapi apalah sajak
jika cuma jadi jarak
antara kenyang dan lapar
sementara pedih hidup terus mengular
bukan bulan penuh seluruh
nafas sajak-sajakmu
tapi plastik sisa gorengan
dan bekas minyak
di mulutmu
tulislah itu
Madura, Juni 2012
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Kamis, 12 Juli 2012
NAFAS SAJAKMU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar