WAKTU

JEDA

Jumat, 25 November 2016

LEGALISIR SELALU


LEGALISIR SELALU

Nasib punya misterinya sendiri. Juga jodoh. Setiap orang boleh berhubungan asmara dengan manusia paling keren di planet ini. Tapi jika tidak berjodoh, segalanya akan berantakan. Segalanya akan berakhir dengan status mantan.

Saya mengalami banyak sekali hubungan asmara. Dimulai sejak SMP. Namun hubungan asmara dengan lawan jenis yang serius baru dimulai ketika 17 tahun. Saat duduk di bangku SMA. Ada tiga hubungan asmara serius di masa SMA. Satu diantaranya berakhir buruk. Sangat buruk. Saya untuk pertamakalinya mengenal betapa pedihnya sakit hati. Betapa perihnya dikhianati. Putus itu merah, jenderal. Beruntung saya tidak sampai membakar sekolah atau membakar diri. Cukup puas memeras airmata. Sagitarius memang tidak cocok dengan virgo dalam kasus saya. 


Namun saya tidak kapok. Setelah itu, saya lebih siap untuk sakit hati. Namun seperti halnya hubungan pertama, dua hubungan asmara berikutnya juga tidak mulus. Kami berpisah baik-baik. Karena alasan-alasan yang prinsipil yang membuat hubungan itu tak lagi bisa diteruskan. Kalaupun dipaksa-paksa ke tahap lebih tinggi, tentu akan makin kacau. Kita akan terus saling melukai. Tentu melukai adalah seburuk-buruknya cinta.

Satu dari dua hubungan itu berakhir karena makin ke depan, kami bukan makin banyak mesranya, malah makin banyak kelahinya. Hanya karena urusan telat menjemput saja, kami bisa kelahi berhari-hari. Tiap kali berkelahi selalu berakhir dengan menghancurkan sesuatu. Bagi saya ini mengerikan. Pacar saya yang ini Libra. Libra memang cenderung mendominasi virgo yang kalem dan simpel. Saya nggak tahan. 


Sedangkan yang terakhir sebenarnya tidak ada masalah. Pacar yang ini lagi-lagi Sagitarius. Masalah baru muncul ketika hubungan masuk ke tahap LDR. Pacar saya tidak siap. Saya berkali-kali menawarkan banyak opsi agar hubungan tetap berlanjut, tapi ditolak. Akhirnya saya menyerah. Tidak baik memaksakan kehendak. Harus ada yang berkorban. Harus ada yang dikorbankan demi kebahagiaan bersama. 


Saya ingat betul saat-saat terakhir itu. Saya mengulurkan tangan saya tanda kita berpisah. Ia menyambutnya, lalu menarik saya. Ia memeluk saya sambil menangis. Saya tak tahu harus berbuat apa. Perasaan saya hampa. Ketika mengantarkannya pulang ia belum berhenti tersedu. Sebelum lenyap ditelan mulut gang, ia mencium saya dan berkata. "maafkan aku. Terimakasih atas semuanya".


Belakangan saya bertemu lagi dengannya. Kemudian berkomunikasi lagi. Beberapakali bertemu dan dua kali kencan. Tak dinyana, ia minta balik. Tapi saya merasa dengannya telah selesai. Saya paham waktu bisa merubah seseorang. Tapi saya tidak siap disakiti orang yang sama duakali. Lagipula saat itu saya sudah bertunangan. Cowok Virgo orang menghargai komitmen. Biarlah keledai yang masuk ke lubang yang sama duakali. Saya nggak. Saya bukan keledai. Saya jangkerik. 


Saat kuliah saya jadi cowok merdeka. Jomblo. Nyaris satu semester. Hingga kemudian bertemu seorang perempuan manis di sebuah 'reuni' kecil teman SD. Beberapakali kami jalan bersama. Berkali-kali berkunjung ke rumahnya. Berkali-kali nelpon. Tanpa banyak cakap, saya menembaknya. Entah apa yang merasuki saya waktu itu. Mungkin jenuh sendirian. Mungkin sumpek. Mungkin juga kena santet. Dan dia menerimanya. 


Sebenarnya bukan dia target saya. Saya menyukai temannya. Tapi entah mengapa saya belum benar-benar siap melakukannya. Di hadapannya nasib asmara saya nggak jelas. Kata orang pemburu yang baik harus sabar menunggu. Namun saya sedang malas bersabar. 


Kami menjalani hubungan LDR. Bintang kami sama-sama virgo. Kami tak pernah berniat berhubungan sampai ke pelaminan. Malah saya menargetkan hubungan ini akan bertahan tak lebih dari dua tahun. Sebab hubungan ini hanya bermula karena kami butuh bahu untuk bersandar sebab sudah terlalu lama bersandar di tiang listrik. tentu bukan hubungan yang mulus. di saat kami berjauhan, dia justru berpacaran lagi di belakang saya. nyesek sih.


Tapi siapa yang bisa menerka nasib. Siapa bisa menerka masa depan di garis tangan. Jodoh tetap di tangan mantan. Gak ada mantan, nggak ada pelaminan. Jadi beginilah jadinya kita. 1 tahun pacaran, 4 tahun bertunangan, 11 tahun menikah. Bukan hubungan yang pendek. Juga tidak sepenuhnya mulus. Kami bukan jalan tol. Meski begitu kami belum kepikiran untuk selesai. saya tepatnya. tiapkali melihat wajahnya saya melihat ketulusan. tiapkali melihat matanya saya merasa tenang dan damai. apa yang hendak diraih manusia di dunia ini ditengah deraan ambisi duniawi dan kerakusan tiada henti selain ketenangan dan kedamaian. bersamanya, saya merasa menemukan banyak sekali keajaiban yang belum penah saya dapatkan bersama perempuan lain selain dia. dan saya tak ingin berhenti. 


Mungkin kalau nanti kepikiran bercerai, saya akan bikin pesta perceraian dan ditayangin di tv, kalian semua saya undang. Termasuk Jokowi. sebab pesta perkawinan sudah terlalu mainstream. 


Hari ini adalah hari ke-11 tahun kami resmi menjadi anggota KUA. Punya akte nikah. Jadi, Selamat hari KUA. Legalisir selalu.

20 November 2016

Tidak ada komentar: