Kepada Seekor Kucing Liar di Seberang Jalan
kemarilah, ke depan pintu rumahku
jangan biarkan tubuhmu gigil
karena hujan deras bercampur angin
bukankah kamu takut air?
aku punya sekepal nasi
dan sepotong kecil ikan pindang
sisa makan siang
yang tak mampu aku habiskan.
kau bisa makan sepuasnya.
lalu tidurlah dengan nyenyak
di keset hangat depan pintu
tak akan ada yang mengganggu
karena aku pernah hidup sepertimu
mencari makan dari pintu ke pintu
bis yang mangkal di terminal
dengan menjual koran
atau jika kau mau
sesudah makan kau boleh pergi sesukamu
tapi biarkan dulu aku
mengelus kepada dan tubuhmu
sebagai tanda bahwa
hidup mestinya saling berbagi, saling merasa
meski kau kucing
dan aku manusia
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Senin, 19 Desember 2011
Kepada Seekor Kucing Liar di Seberang Jalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar