tadi aku berbaring miring, sayangku
kala bangun tidur
aku dengar detak jantungku di bantal
sambil membaca temlen twitter di henpon yang sesekali bergetar
tak ada yang aku pikirkan pagi ini
selain mimpi malam tadi
menemukanmu di pojok sawah
memulai percakapan-percakapan panjang
menyusun huruf huruf menjadi nama sebuah sekolah
hei, hei, kita terbang ke Red Light District
kau menjadi pelacur di Frankfurt
aku jadi santri dalam kancut para pengemis
yang bau tapi selalu tersenyum manis
yang luput tercatat dalam puisi-esai Denny yang kinyis-kinyis
kau nulis puisi apa, Edy? kau nulis puisi apa?
Allen Ginsberg tertawa
Arthur Rimbaud tersenyum sambil memejamkan matanya
sebuah sms masuk
"beli leather case mediapad merah saja
aku berangkat ke suarabaya
jenguk suami teman sakit ginjal stadium lima"
aku masih dengar detak jantungku di bantal
dan trus membaca temlen twitter di henpon yang sesekali bergetar
sebuah berita: para perokok tidak akan mendapatkan BPJS
ah, negara makin bangsat saja
lalu cinta membakar sorga
dalam mimpiku
dan pagi terus bergetar dari kudukku
Januari, 2014
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Jumat, 10 Januari 2014
BALADA BANGUN PAGI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar