Rokat Bhumih
bergemalah angin di pucuk pucuk pohon
bergemalah dingin di tubuh para pelancong
bergemalah suara pesawat menderu
melintasi langit Branta yang lugu
bergemalah semua dalam sajakku
jadi koor seadanya
dengan klenang hujan
dan saronin musim tanam
sebagai musik peladang
lalu menarilah
menarilah kita
diantara gemulai tangan perempuan ladang menabur benih
dan Kekar tangan petani mencakul tanah nasibnya yang pedih
menarilah kita sebagai tanda bahagia
betapa petani masih setia memberi makan dunia
jika mereka menawari lintingan tembakau
dan segelas tuak pohon enau
terimalah. terimalah dengan bahagia
seperti khaddam bumi menerima segala rupa sesaji
seperti saweran rhemo dalam beha penari seksi
dengan begitu kepedihan akan tidur
dan kebahagiaan akan bangun
memeluk bumi. memanggil roh orang orang mati
mengiringi perantau pulang, perantau pergi
dan musim berganti
Madura, 19-20 Januari 2014
WAKTU
JEJAK
- Artikel (93)
- Cerpen (20)
- Esai Budaya (31)
- Jendela Rumah (24)
- Kesehatan Masyarakat (5)
- Pendidikan (10)
- PUISI (71)
- Resensi Buku (25)
JEDA
Selasa, 21 Januari 2014
ROKAT BHUMIH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar