WAKTU

JEDA

Kamis, 23 September 2010

AIRMATA BULAN SEPTEMBER

AIRMATA BULAN SEPTEMBER



tak ada yang lebih baka

dari airmata september yang menua

kenangankenangan berdarah

menjadi ziarah



tak yang lebih lebam

dari airmata september yang menghitam

jutaan mayat dilarungkan airmata

ke halaman rumah kita



tak ada yang lebih banal

dari airmata september yang mengental

orangorang ketakutan dan bungkam

ditodong moncong senapan



tak ada yang lebih nestapa

dari airmata september yang sirna

peristiwa 45 tahun silam

semakin kelam dan memar


[2010]

Selasa, 07 September 2010

Ketika Kita Bercinta Di Genangan Lumpur Lapindo-[LAPINDO3]

Ketika Kita Bercinta digenangan Lumpur Lapindo
buat: Ilenk


kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
rumahrumah sudah musnah tenggelam.
penampungan jadi kredo kematian

saat itu
purnama pelanpelan menghapus sisa airmata
dan gelembunggelembung metana
menjelma labirin baka
dan kita terhisap didalamnya, meski
berkalikali berusaha tegak berdiri
harihari seperti melafalkan mati

kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
sebab tak mungkin bercinta depan halaman istana
Negara yang bediri dengan pistol dan kitab suci
Sudah biasa mencoret nyawa orang miskin
tinggal membaca sebaris doa
dan peluru sudah bersarang dikepala
sementara orangorang setuju saja
karena lapar tak ada
dalam daftar belanja mereka

kita terpaksa bercinta digenangan lumpur lapindo
kularungkan sperma coklat pekatku
kedalam rahimmu yang berbau gas itu
ketika kehidupan baru terbit disitu
bual si omong besar
tak lagi mempermainkan kematianmu


[310710]

DUKA LAPINDO-[LAPINDO2]

Duka Lapindo


Lumpur itu menyemburkan duka. ketika
rumah, toko, pabrik, dan sekolah tergenang
karnaval para pengungsi
kampungkampung mati

air mata sudah tak mampu lagi melarungkan kesedihan.
Sebab kita membatu dicekoki janjijanji
dan perhitungan untung rugi
nasib mengerang mengkafani masa depan

lumpur itu menyemburkan duka. Menjelma keranda
mengangkuti mayatmayat dan kehidupan kita
sementara belatungbelatung menggerogotinya
hingga tinggal rangka


[Sampang-Madura, 29 mei 2010]

Kuburan Para Pengungsi-[LAPINDO1]

Kuburan para pengungsi


kami tak berani menginjak kampung halaman lagi
lumpur yang menyungai
menghisap tangis orangorang

antrean panjang menuntut ganti rugi
telah menjadi kuburan para pengungsi
yang tenggelam dalam linang air matanya sendiri

dan kita saksikan: harapan berserakan di jalanjalan
menjadi luka dan batu nisan


Sampang-madura, mei 2010