WAKTU

JEDA

Minggu, 26 Desember 2010

HUJAN BULAN DESEMBER


HUJAN BULAN DESEMBER



hujan jatuh mendadak

gentenggenteng berasap

pohonpohon membungkuk

angin kalap



hujan memang tak berperasaan

juga angin

juga guntur



tapi hujan begitu jujur

juga angin

juga guntur

dan aku tak mau berbohong

keadaan petang ini



para tukang bangunan berteduh

di bawah rumah tingkat yang di rehab

mereka bernyanyi lagu tik tik tik bunyi hujan

sambil tertawa

seakan meledekku yang tepekur di kamar

diantara bukubuku

dan listrik padam

sejam lalu;



"kalau kau hanya begitu

dunia kita tak pernah bertemu"



hujan jatuh mendadak

gentenggenteng berasap

sebatang pohon ambruk

angin kalap



Madura 25122010

NATAL DI KAMPUNGKU


NATAL DI KAMPUNGKU



aku rasa natal tak ada disini

di kampung nelayan, tempat aku berhenti

anakanak dekil mengejar kepiting

para lelaki dewasa merajut jaring

kerja adalah natal itu sendiri

menjaring ikan agar tak lapar esok hari



aku rasa natal juga tak ada disini, di kampungku ini

di siang garang ketika para petani istirah

perempuanperempuan menyiapkan makan siang

sepiring nasi, sambal petis dan tahu sisa pagi tadi

anakanak yang mengasah cangkul sudah berkumpul

kebersamaan adalah natal itu sendiri

menggarap sawah agar tak lapar esok hari



ya, barangkali mereka tak kenal natal

tapi mereka paham bagaimana hidup menahan lapar

dan natal milik semua mereka

yang berani hidup meski lapar mendera



o, lonceng gereja, o, lonceng gereja

gentamu sampai juga disini, di kampungku ini

tapi mengertikah mereka yang khusuk di rumahrumah suci

di pura, di masjid, di gereja, di wihara

duduk juga orangorang yang memporakporandakan dunia

berdoa mereka dengan hatinya

tapi tangan, kaki dan pikirannya

terus menyulut peperangan, perselisihan, permusuhan

dan orangorang lapar itu adalah tumbal

dari segala keserakahan



o, tuhan yang maha suci

tak ada natal di kampungku ini

tapi gentamu sampai juga disini



o, tuhan yang maha suci

tak ada natal di kampungku ini

tapi kami paham soal lapar, soal kebersamaan

dan kami merayakannya setiap hari

seperti juga mereka yang

merayakan natal setahun sekali




[Surabaya-Pamekasan, 24122010]

Kamis, 23 Desember 2010

SAJAK BUAT MAMA DARI PEREMPUAN MALAM

Perempuan Malam dan Kopi Hitam


Memang sakit, Ma! rasa kehilangan itu

jalan kota yang berpolusi dan berdebu

menjauhkan jarak pandang kepulanganku

dan halamanhalaman kitab suci yang beku

leleh di lolong malam si hidung belang



biarlah, ma! biarlah airmata jatuh

agar tak perih tubuhmu seluruh

ampunan memang tak cukup membuat segalanya utuh

Ya. jujur itu menyakitkan

namun lebih berharga dari kebohongan, khan?



apa boleh buat, ma!

malam adalah kopi hitam

yang disuguhkan mpok nah

penjaga warung kecil dekat café cangkir

pahit maut, pahit hidup

melebur dalam ampas kopi

kuteguk, kuteguk, kuteguk lagi

hingga pagi



ma!

hidup seperti membuat kopi

diseduh, diaduk, diteguk

orangorang datang memesan kopi

orangorang pergi membawa sepi sendiri



sementara aku disini, ma! sendiri. menanti

menanti yang datang. melupakan yang pergi



tapi ingatan

sanggupkah melupakan yang datang.

Melupakan yang pergi dalam semalam?



ma, ketika aku kembali

masihkah berarti diharibaanmu nanti?



[Surabaya, 2006-2010]

Kamis, 09 Desember 2010

SAJAK BUAT IBU


SAJAK BUAT IBU



aku pergi ibu, aku pergi

ke daratan terjauh

yang tak terjangkau kakimu



barangkali disana

di tempat anakmu menggulung dunia

tak ada peluk cium dan cerita sebelum tidur

tapi tulus cinta dan ampunanmu, Ibu

membeku. membatu

dan jadi tempat berdiri anakmu

yang terjatuh



aku pergi, ibu. aku pergi

menyusuri jalan rantau

menanggung nasib sendiri

tanpa kau disampingku



tapi adakah yang bisa melupakan ibu?

adakah yang bisa melupakan ibu?



di jalan rantau

kulihat ibu dimanamana

dibawah purnama, di emperan sebuah toko buku

kulihat ibu memeluk anaknya yang terus mengigau susu



diatas bis antar kota yang melaju

kulihat ibu tua membelai anaknya

usai mengamen berdua

dan bernyanyi lagu keong racun



kulihat ibu dimanamana. dimanamana.

ibu adalah peradaban tak usaiusai. tak usaiusai

tak ada ibu tak ada manusia



aku pergi ibu, aku pergi

ke daratan terjauh

yang tak terjangkau kakimu

maka ijinkan kakiku

bersimpuh dihatimu selalu

baik pulang ataupun tak kembali

ke sampingmu lagi



[Surabaya, 2010]