WAKTU

JEDA

Rabu, 05 Agustus 2015

Tentang Kretek: Dari Sehat Tentrem Sampai ke Divine



Di saat kampanye anti tembakau kian gencar menyerang membabi buta, di saat industri kretek makin takluk dengan kebijakan pemerintah untuk memasang warning (baik gambar maupun kata-kata) tentang bahaya mengisap tembakau, ada jenis kretek yang tak peduli dengan itu semua. Bahkan menantangnya.

Jenis kretek yang saya maksud adalah kretek Sehat Tentrem dan Divine. Kretek Sehat Tentrem adalah kretek produksi rumahan sebuah Ponpes di Jombang. Sementara Divine klobot adalah garapan Dr. Greta Zahar lewat klinik Griya Balur. Merokok salah satu dari dua jenis kretek ini tak akan membunuhmu. Sebaliknya, bakal menyehatkanmu.

Divine klobot, misalnya. Rokok ini diciptakan seorang pakar nuclear science bernama Dr. Greta Zahar. Ia mengelola klinik kesehatan dengan terapi tembakau. Kliniknya telah membantu ratusan orang yang sudah tidak bisa ditangani oleh rumah sakit. Asap tembakau merupakan salah satu elemen penting dalam penyembuhan. Tidak hanya diisap, asap tembakau itu dimasukkan melalui hidung, telinga, dan anus. Asap tembakau dipercaya bisa membantu mengeluarkan radikal bebas dari dalam tubuh. Radikal bebas adalah zat yang dapat menimbulkan penyakit berbahaya di tubuh. Dengan mengluarkannya, tubuh bisa dengan optimal menciptakan antibodi dan melakukan regenerasi untuk menyembuhkan penyakit.

Rokok yang dinamai Divine Klobot itu mengandung asam amino. Tembakaunya diambil langsung dari petani tanpa perantara. kemudian diproses sedemikian rupa sehingga bukan hanya bebas dari radikal bebas tetapi juga mengandung asam amino. Fungsi asam amino adalah memecah radikal bebas dalam tubuh menjadi partikel yang berukuran jauh lebih kecil. "Dengan terapi asap, radikal bebas yang keluar dari tubuh akan berukuran kecil, sehingga pasien tidak perlu mengalami siksaan seperti luka-luka yang besar dan basah atau aroma tubuh yang sangat mengganggu", kata Dr. Gretha dalam sebuah wawancara. Proses penyembuhan melalui asap tembakau menjadi jauh lebih cepat, bahkan selama proses pengobatan pasien bisa tetap menjalani kehidupan normal tanpa diet khusus, asalkan ia bersedia secara teratur, merokok!

Sayangnya Divine klobot tidak dijual bebas. Saya pernah mencoba hendak membeli via online melalui email resmi Griya Balur. Namun, Prof. Sutiman B. Sumitro, guru besar Unibraw, mitra kerja Dr. Greta, membalas email saya;

"Maaf, kami tidak menjual rokok" ujarnya. Untunglah ada teman yang menjadi 'member' Griya Balur sehingga saya bisa menikmati Divine Klobot.

Divine yang saya nikmati adalah kretek nomor 2 dan 19. Divine klobot memang punya nomor di tiap bungkusnya. Tiap nomor memiliki fungsi berbeda untuk mengobati penyakit. Kretek nomor 2 dan 19 adalah kretek standar.

Kalau dilihat dari bungkusnya, orang awam tak akan percaya bahwa Divine klobot punya khasiat luar biasa bagi kesehatan. Divine hanya dibungkus plastik bening. Tanpa tulisan apapun. Rasanya juga hambar, mirip rokok putihan, karena hanya berisi tembakau murni tanpa tambahan apapun di setiap batangnya.

Berbeda dengan kretek Sehat Tentrem. Kretek produksi Majmaal Bahroin Hubbul Wathon Minal Iman - Shiddiqiyyah Jombang itu dibungkus dengan baik layaknya rokok komersil. Bedanya dengan rokok komersil, bungkus Sehat Tentrem tanpa gambar mengerikan akan bahaya rokok dan tanpa cukai. Kalimat peringatan "merokok membunuhmu" di rokok komersil diganti dengan kalimat provokatif yang bikin siapapun yang membacanya bakal tersenyum; "rokok ini dapat menyebabkan kesehatan"

Rasanya gurih. Sama gurihnya dengan Dji Sam Soe. Hanya asapnya lebih ringan. dan sedikit terasa sejuk seakan-akan terdapat campuran mint di dalamnya. Hisaplah dan tahan sebentar asapnya di paru-paru, maka anda yang baru pertama merokok Sehat Tentrem akan dibuat pening dan mengeluarkan keringat di kening.

"Tanda khasiat sehat tentrem sedang bekerja" ujar Taufik, salah satu penjual Sehat Tentrem asal Bangkalan yang saya hubungi via telepon.

Dari berbagai testimoni yang saya baca di fanpage fesbuk Sehat Tentrem, rokok kretek tak berfilter berbungkus coklat dengan hiasan batik itu juga berhasil menyembuhkan beragam penyakit. Mulai yang ringan hingga berat. Mulai dari maag sampai stroke. Mulai dari hepatitis hingga sirosis. Di yutub malah ada testimoni anggota TNI yang lumpuh karena stroke selama 13 tahun sembuh setelah rutin merokok Sehat Tentrem.

Pengakuan Istri saya Nurfa Rosanti yang mengidap asma sejak usia belia, tiap kali menghirup asap Sehat Tentrem kala saya merokok dan kebetulan nafasnya mulai berat karena asmanya kambuh karena udara dingin, mengaku lebih plong dan merasa lega.

Sama dengan Divine Klobot, Sehat Tentrem juga memiliki klinik kesehatan yang menggunakan tembakau sebagai terapi menyembuhkan penyakit. Nama kliniknya Assyifa'. Letaknya di Jalan Raya Ploso, Jombang, Jawa Timur. Baik klinik Griya Balur maupun klinik Assyifa' juga memroduksi kopi sebagai rangkaian terapi pengobatan selain tembakau. Pasien yang datang ke klinik tersebut ditangani oleh dokter bukan dukun. Juga diberi resep obat. Tapi bukan pil atau sirup, melainkan kretek dan kopi.

Harga per bungkus Divine maupun Sehat Tentrem juga tak jauh beda. Divine nomor 2 dan 19 bisa ditebus dengan uang sebesar Rp. 25.000,- Sedangkan Sehat Tentrem per bungkus dijual seharga Rp. 35.000,-. Bedanya, Divine tidak dijual bebas, sedangkan Sehat Tentrem dijual bebas untuk Indonesia Raya.

“Semua rokok sama saja. Asapnya mengandung penyakit. Tak ada rokok yang menyehatkan” ujar Risol, salah satu perawat di Rumah Sakit Umum Bangkalan. Risol percaya apa yang dikampanyekan Kementerian Kesehatan tentang bahaya rokok benar adanya. Pernyataan Risol didukung Slamet Riyadi, seorang PNS yang hampir 10 tahun telah berhenti merokok. PNS yang lima tahun lagi akan menghadapi pensiun ini mengaku berhenti setelah diagnosa dokter bahwa paru-parunya kena. Nikotin dalam rokok sangat mematikan bagi manusia.

Herannya meski Risol mendukung kampanye antirokok Kementerian Kesehatan, ia seorang perokok. Dia mengaku ia tak sendiri. Banyak pegawai rumah sakit tempatnya bekerja juga tak sedikit yang perokok. Termasuk beberapa dokter senior dan dokter muda yang tengah magang di tempatnya bekerja.  ”Dokter yang ngerti kesehatan juga ada yang merokok loh, Mas.” Ujarnya ketika bertandang ke rumah saya lebaran 2015 kemarin. Risol adalah sahabat karib adik bungsu saya.

            ”Jadi merokok itu tidak berbahaya dong, jika civitas kesehatan juga merokok?” saya balik bertanya. Risol hanya tertawa. Kemudian kembali mengisap rokoknya dalam-dalam.

Nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil biosintesis di akar dan terakumulasi di daun. Nikotin memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotin tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi sel-sel kanker.

            ”Yang penting tahu penetralnya” kilahnya. Dia kemudian mengatakan bahwa penetral nikotin dalam tubuh adalah olah raga yang teratur dan menjaga pola makan. Risol sejak dua tahun lalu menurut penuturannya memang aktif ikut Gym. Dulu tubuhnya kerempeng. Namun sekarang badannya terbentuk bagus.
            Sementara itu, Erika Hidayanti, Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta, menjelaskan lebih jauh tentang penetralisir nikotin dalam tubuh. Selain berolah raga, mengonsumsi air mineral 8-12 per hari efektif untuk mereduksi nikotin dalam tubuh. Bukan hanya nikotin saja, namun, zat-zat lain yang tak menguntungkan tubuh bisa keluar.

            “Makanan lain yang dapat mentralkan nikotin adalah wortel, jeruk nipis dan pisang. Wortel kaya akan vitamin A, B, C, D, E, dan K. Kandungan vitamin yang lengkap ini membuat wortel mengandung nutrisi dan antioksidan yang tinggi sehingga mampu mereduksi nikotin. Sementara jeruk nipis kaya akan antioksidan dan vitamin C sehingga dapat membantu pengeluaran nikotin yang mengendap dalam tubuh. Sedangan pisang mengandung vitamin B6 dan B12 yang bisa menjadi peluruh nikotin dalam tubuh.” Ujarnya dalam artikelnya yang dimuat di www.komunitaskretek.co.id

            Seorang dokter spesialis paru-paru di salah satu Rumah Sakit Umum di Madura punya cara lain menetralisir bahaya nikotin. Yakni dengan asap daun mentol atau mint. Ia seorang perokok. Di sakunya selalu tersedia dua rokok. Satu bungkus rokok kretek biasa, satu bungkus lagi rokok mentol.

            ”Tiap lima batang rokok yang dihabiskan, usahakan untuk merokok satu batang rokok mentol. Ini untuk mengurangi kelebihan nikotin dalam tubuh,” ujar dokter paruh baya itu yang enggan disebut namanya.

            Meski demikian, beberapa riset terbaru di bidang medis justru menunjukkan manfaat nikotin. Berdasarkan siaran pers perusahaan “Reasearch Indicating That Nicotin Holds Potential for non surgical Heart by-pass procedures Honored by American Collage Cardiology pada 17 Maret 2000 silam, dijelaskan bahwa agen nikotin mampu menghasilkan pembuluh darah baru lebih banyak pada urat nadi yang tersumbat dibandingkan faktor penumbuh lain manapun yang dikenal.

            “Bahkan suatu hari nanti nikotin bisa menjadi alternatif yang mengejutkan untuk menangani bentuk-bentuk tuberkolosis yang membandel. Sebab berdasarkan penelitian, senyawa nikotin mampu menghentikan pertumbuhan tuberkolosis dalam uji laboratorium, bahkan ketika dipakai dalam jumlah kecil.” Ujar Saleh Nasser, salah satu anggota asosiasi profesor microbiologi dan biologi molekuler di UCF sebagaimana yang dikutip Wanda Hamilton dalam bukunya, Nicotine War. Pendapat Saleh Nasser seakan-akan mendukung divine kretek yang terus dikembangkan Dr. Greta Zahar dan kawan-kawannya.

            ”Sebenarnya tembakau sudah dimanfaatkan sebagai obat oleh penduduk pribumi di daratan Amerika jauh sebelum warga pendatang tiba dari Eropa. Apa yang kami lakukan hanya melanjutkan tradisi yang maha kaya itu” ungkap Dr. Greta.

                Jadi, masih percaya dengan kampanye anti rokok? Kalau masih, berarti mainnya kurang jauh dan pulangnya kurang malam.