WAKTU

JEDA

Rabu, 06 Agustus 2008

Sisi Lain Keberanian Para Laskar Mawar

Dimuat di BEDAH PUSTAKA, MEDIA INDONESIA 02 Agustus 2008


Sisi Lain Keberanian para Laskar Mawar
Oleh: Edy Firmansyah



Judul : Laskar Mawar: Drama Perempuan-Perempuan Pelaku Bom Bunuh
Diri di Palestina
Penulis : Barbara Viktor
Penerjemah : Anna Farida
Penerbit : Mizan, Bandung
Cetakan : I, Mei 2008
Tebal : xlii + 404 Halaman

Dalam derita penjajahan Israel, telah lama perempuan menjadi pejuang yang tangguh dan tabah. Mereka adalah anak yang menyaksikan ayahnya ditawan, istri yang merelakan suaminya hilang tanpa jejak, ibu yang menguburkan putranya. Bahkan sebagian perempuan Palestina menempuh jalan perjuangan baru. Mereka memilih meledakkan diri sebagai ”Laskar Mawar.”

Adalah Wafa Idris, seorang perempuan berusia 26 tahun yang menjadi pelopor kamikaze perempuan Palestina. Pada siang hari, 27 Januari 2002, ia meledakkan dirinya hingga berkeping-keping di tengah Kota Jerussalem di sebuah pusat perbelanjaan, dan menewaskan seorang lelaki Israel dan melukai 131 orang-orang yang lalu lalang.

Meski sejatinya buku ini merupakan sebuah liputan investigasi, pembaca tidak akan merasakan kejenuhan sebagaimana halnya membaca sebuah berita umumnya. Karena Barbara menggunakan teknik jurnalisme sastrawi yang dikenalkan sejak tahun 1960-an oleh Tom Wolfe. Wawancaranya dilakukan dengan puluhan, bahkan ratusan narasumber. Risetnya tidak main-main. Waktu bekerjanya berbulan-bulan. Dan hasilnya, sebuah tulisan yang panjang yang memadukan teknik jurnalisme ketat serta gaya bercerita novel. Bahkan buku ini berhasil menggambarkan dengan begitu jelas posisi kaum perempuan Palestina ditengah kepungan penjajahan Israel dan dibawah tekanan budaya Patriakat.


TENTANG PENULIS
**Edy Firmansyah
adalah Peneliti pada IRSOD (Institute of Reaseach Social Politic and Democracy). Alumnus Kesejahteraan Sosial Universitas Jember.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

engkau kagumi dia
engkau sanjung dia
engkau hormati dia
engkau hargai dia
engkau dewakan dia
engkau tuhankan dia


sayangnya

aku begitu membencinya
aku jijik mendengar namanya
aku muak melihat tampangnya
aku bernafsu membunuhnya
aku muntah mendengar beritanya


pasti ku seret dia
dalam hukum rimba
andai aku ampu
pasti ku tekuk dia
dalam tiang gantungan
saddam hussain andai aku berani


dia ......penghancur hidup dan masa depanku...
seluruh karyawan kantor majalah hidayah....


hormat