WAKTU

JEDA

Jumat, 12 Juni 2009

Rahim dan Vagina Ibu


Aku lahir dari selongsong rahim
yang meludahi bumi dengan liur darah
aku tinggal di gigir musim
yang tak henti menancapkan sejarah


aku mencatat ibu
dengan liur darahmu
yang mulai mengental di bibir vaginamu


hingga malam tiba
hingga tak ada dinding putih yang tersisa
aku mencatat sisa-sisa perihmu
berharap sakit itu tenggelam dalam aduhmu


"sekuat apapun kau mencoba
derita ini tak akan lepas dari jejakmu, anakku.
seperti juga bahagia, ia adalah teman menuju
jalan pulang kita"


dan ketika detik-detik jatuh
bergelantungan di embun pagi
aku saksikan liur darah ibu
mengering dan menjadi peta
di tiap tarikan nafasku

aku mencatat ibu
dengan liur darahmu
yang mulai mengental di bibir vaginamu


Surabaya-Madura 12 Juni 2009



3 komentar:

Unknown mengatakan...

wew puisnya bagusss bgt... jago bikin puisi yac

edyfirmansyah mengatakan...

acch,....nggak juga, masih belajar kok!

beta chandra wisdata mengatakan...

Satire nan penuh keagungan...
kontroversial nan penuh keindahan...
imajinasi yang penuh pertentangan

Salam dari Monyet kekekeke


Beta Saja