WAKTU

JEDA

Selasa, 28 Januari 2014

Pernyataan Sikap Aliansi Menolak Pembodohan dari Madura

PERNYATAAN SIKAP
Aliansi Menolak Pembodohan Buku
33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh
Madura


Terbit dan beredarnya buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH (KPG, 2014) susunan Tim 8 yang terdiri dari Jamal D. Rahman (Ketua), Acep Zamzam Noor, Agus R. Sarjono, Ahmad Gaus, Berthold Damshäuser, Joni Ariadinata, Maman S. Mahayana, Nenden Lilis Aisyah (anggota), menuai polemik di tengah dunia sastra Indonesia. Sekelompok sastrawan, kritikus, pecinta buku dan aktivis mengeluarkan petisi yang ditujukan pada buku tersebut sekaligus mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional untuk menunda atau menghentikan sementara waktu peredaran buku tersebut.

Desakan ini ditujukan pada Kemendikbud dengan pertimbangan Kemendikbud adalah lembaga pemerintah yang punya hak dan wewenang untuk menilai dan memutuskan kelayakan buku yang terindikasi sebagai buku yang akan masuk dalam rancangan kurikulum pendidikan formal di Indonesia. Kemendikbud didesak untuk mengadakan atau memfasilitasi pengkajian ulang isi buku tersebut, yang di dalamnya termasuk pengujian validitas metode pemilihan 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh. Hal ini dimaksudkan untuk membuka ruang pengujian terhadap ketepatan prinsip, metode, peraturan atau kriteria, postulat atau dalil, bukti, pembuktian, dan argumentasi.

Desakan ini kami lakukan karena buku ini berpotensi menyesatkan publik, penuh dengan  klaim assersif disusun dengan  definisi dan kriteria yang tak definitif, dan ditenggarai penuh dengan konflik kepentingan yang membawa pada potensi kecurangan. Maman S. Mahayana, salah seorang anggota Tim 8, menyatakan bahwa penaja buku ini adalah Denny J.A, dan Tim 8 memasukkan Denny J.A sebagai salah seorang tokoh sastra paling berpengaruh, meskipun ia tak memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam pemilihan.

Membiarkan kebodohan ini menjadi konsumsi publik adalah bentuk kejahatan. Cepat atau lambat, buku yang disusun tanpa standar yang jelas ini akan masuk ke sekolah-sekolah sebagai sebuah bentuk baru pembodohan lewat jalur pendidikan formal.
Dari pertimbangan di atas, maka kami  yang tergabung dalam Aliansi Menolak Pembodohan 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh di Madura menyatakan:

Mendukung PETISI TERHADAP BUKU 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH SUSUNAN JAMAL D. RAHMAN, DKK DAN SERTA MENDESAK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNTUK SEGERA MENGAMBIL TINDAKAN.
Mendukung aksi demonstrasi untuk mendukung petisi yang dilaksanakan di Jakarta 17 Januari 2014 dan mendukung semua kreativitas dalam rangka membenahi sejarah sastra Indonesia yang dibuat semaunya dan dibelokkan oleh terbitnya buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH SUSUNAN JAMAL D. RAHMAN, DKK.
Dengan tegas mendesak peninjauan kembali buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH SUSUNAN JAMAL D. RAHMAN, DKK untuk dikaji ulang oleh Kemendikbud bersama figur-figur yang dianggap berkompeten di bidang sastra dan dibuka secara publik.
Menuntut pertanggung jawaban tim 8 atas buku yang mereka susun.
Menghimbau kepada para pecinta sastra dan buku, penulis, kritikus, akademisi, dan masyarakat umum untuk bergabung dalam aliansi menolak pembodohan yang ditularkan oleh buku 33 TOKOH SASTRA INDONESIA PALING BERPENGARUH.


Demikian pernyataan sikap ini kami susun sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan kami terhadap sastra Indonesia.




Madura, 17 Januari 2014

Aliansi Menolak Pembodohan Buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh

Tidak ada komentar: