WAKTU

JEDA

Senin, 06 Januari 2014

Blues untuk Bapak

Blues untuk Bapak
 

bapak mati, aku peluk tubuhnya
ibu menangis, aku peluk tubuhnya
airmatanya bergetar
seperti suara seribu lonceng jiwa
yang bergetar sakit di dalam rumah sakit itu

"hidup adalah kenyataan hari ini, anakku"

suara itu. suara itu menyimpan tangisku
seperti tangis orang miskin
yang disimpan di puing-puing rumahnya
usai dibuldoser seperti sampah celaka

"hidup adalah kenyataan hari ini, anakku"

suara peringatan elektrokardiograf pecah. flat line. suara nafas yang payah. flat line.
suara orang mengaji. suara dokter yang seksi. suara pasien mau mati

o, bapakku sekarat. alat pacu jantung yang tak ada.
perawat berwajah mayat. pijatan jantung yang terlambat.
AC ruang ICU mati. tubuhnya begitu dingin.
aku memeluknya. mual. seharian belum makan. seribu nama tuhan bergema.
seribu kata puisi, murka.

tidak ada yang tidur di langit. tidak ada yang tidur di bumi.
tidak ada yang tidur
jika seseorang menutup matanya
maut akan menguntitnya

bapak mati, aku peluk tubuhnya
ibu menangis, aku peluk tubuhnya
airmatanya bergetar
seperti suara seribu lonceng jiwa
yang bergetar sakit karena kehabisan biaya

siang itu langit jadi begitu suram
seekor kupu-kupu hinggap di spion kiri motorku



18 Desember 2013 - 03 Januari 2014

Tidak ada komentar: